Jatuh cinta itu
udah kayak makanan sehari hari buat gue, walaupun gue ga jatuh cinta tiap hari
tapi gue adalah orang yang sering jatuh cinta pada pandangan pertama. Selama
jatuh cinta gue selalu ada fase fase absurd yang menghampiri kehidupan gue,
mulai dari kayak orang gila suka senyum senyum sendiri saat bbm-an, sampai
tidur ngigo tentang gebetan yang gue peluk taunya gue meluk guling, dan absurdnya
lagi itu bukan guling tenyata itu pocong. Hiii... kok jadi ke horor gini ya..?
oke lanjut ke masalah pocong, emm.. maksudnya fase jatuh cinta. Dari semua fase
jatuh cinta yang gue tau, gue hanya mengambil lima fase yang umumnya semua
orang pernah ngerasain dan gue juga rasain.
Fase pertama
Fase pertama adalah fase dimana dua
orang yang saling mengenal akan selalu ingat setiap kejadian di awal mereka
kenal, terutama bagi mereka yang sama sama suka. Itu akan menjadi sebuah
kenangan yang ga bisa di lupain, fase disini masih masuk ke malu kucing, masih
malu buat tatap mata, masih susah untuk memulai sebuah pembicaraan, bahkan
rasanya jantung kaya orkes dangdut keliling yang ga jelas iramanya. Di fase ini
merupakan fase penentuan antara lanjut dengan ketertarikan atau saling menjauh
dengan ke absurdan masing masing. Tapi bagi seorang yang sedang jatuh cinta
fase ini dangat penting untuk membuat kesan yang baik, biasanya di fase ini
juga semua hal yang baik, manis, dan segala sesuatu tentang keromantisan akan
keluar. Ya ibaratnya di fase ini kita mengeluarkan fase malaikat buat
ngedapetin hatinya.
Fase kedua
Di fase ini kedua orang yang saling
suka mulai tuker tukeran pin bbm dan memulai suatu pembicaraan yang panjang
kali lebar kali tinggi di bbm masing masing. Ini adalah fase saling mengabari,
saling mengingati, bahkan fase di mana saling ngucapin “good night”. Fase kedua
udah nyaris ke arah absurd, absurd yang ga kita sadari merubah diri kita jadi
orang lain. Karena sadar atau engga saat kita suka sama orang lain kita akan
berubah jadi pribadi yang lain, mulai dari sering mandi yang tadinya sehari
cuman sekali berubah ke satu jam tiga kali mandi. Fase kedua yang lebih miris
adalah kita bakalan sering senyum senyum sendiri ga jelas saat berhadapan
dengan gadget, sering kejadian saat sms atau bbm-an kita ga sengaja senyum
senyum sendiri saat typing dengan orang yang kita suka. Di fase kedua mulai lah
saling menggombali dengan kadar di bawah rata rata, atau masih malu malu
kucing.
Fase ketiga
Fase ketiga sudah nyaris agak berat,
dimana di fase ini akan ada penggantian nama buat si doi alias akan ada nama
panggilan sayang, mulai dari “ndut, jeyek, ecek” dan segala macam panggilan
mengenai fisik si doi akan di pakai disini. Di bbm biasanya udah mulai manggil dengan
panggilan khusus “nduuut, bangun nduut udah pagi niih” itu kalo bangunin pagi,
atau “jeyeeek udah makan beloom”. Ya jujur gue juga pernah gitu, memasuki fase
ketiga akan merubah seseorang menjadi 90 derajat berbeda. Di fase ini mulai
berani seseorang buat ngajak doi nonton, jalan, makan malem, sampai ngepet
bareng, dan akan berakhir 80% dengan kata kata setuju. Kalau ngajak nonton
nanti pas pulang karcis pasti di simpen di dompet, kalau ngajak makan pasti
bakalan bikin status “makan with...” atau kalau habis jalan nanti akan berakhir
“tft todaaay” sambil pakai emot peluk.
Fase keempat
Fase keempat sudah masuk ke fase
merasa saling memiliki satu sama lain, padahal belom ada ikatan. Di fase ini
bakalan ada salah satu dari dua orang yang sedang jatuh cinta berubah menjadi
over protective, dari nanya “lagi dimana? Sama siapa? Ngapain aja? Balik jam
brapa?” sampai nanya “kamu pergi sama cewek atau cowok?” yang senyum senyum
sendiri ngebacanya pasti pernah. Dan di fase ini biasanya akan merubah salah
satu dari kedua orang itu jadi besar kepala gara gara terlalu di butuhkan,
dalam artian ga bisa lost contact sedetikpun. Di fase ini kehilangan seseorang
yang kita sayang sedetik aja udah kayak babi ngepet di kejar warga sekampung,
panik gajelas, keringet dingin, berharap doi balesnya cepet. Di dalam fase
keempat kita akan over cemburuan walaupun si doi cuman posting foto di facebook
dengan kakak kandungnya, ujung ujungnya pasti nanya “cieee sama siapa tuh” dan
si doi bakalan ngebales “hahaha apaan sih, itu kakak kandung aku tauu”.
Fase kelima
Fase kelima mendekati fase akhir
sebelum pacaran, fase dimana mulai kode kodean yang mulai menjurus ke “mau ga
jadi pacar ku?” dan menjurus ke arah penembakan dan berharap dapet jawaban “iya
aku mau” atau ya sial sialnya cuman dapet jawaban “kita temenan aja ya”. Di
fase kelima itu kita akan ngerasa super pede kalo si doi ternyata suka sama
kita atau si doi emang suka sama kita, tapi ya belom tentu kecuali si doi cuman
mau jadiin lu masuk kedalam “babu zone”, cuman di anggep pesuruh jemput kanan
kiri, traktir apapun. Fase kelima sebenernya adalah fase untung-untungan antara
di terima saat nembak atau di bilang “najis” saat lu nembak gebetan.
Fase tiap orang
kadang berbeda, ada yang malu malu dalam fasenya dan cuman terjebak di fase
pertama, atau bahkan ada yang langsung lompat ke fase kelima tanpa harus
melewati fase dari awal. Tiap fase menurut gue punya kenangan masing masing,
dan kebanyakan kenangan itu akan berbekas.
No comments:
Post a Comment